MABIM MEMORIES
Excalty, 12 September pada pukul 22.22 aku mulai menulis ini, artinya masih 12 September kan? yang penting bukan pas deadline deh hehe.
Baik, sebelumnya perkenalkan nama saya Indri Nurlia dari grup 29 negara Tanzania, saya prodi Manajemen. Salam kenal semuanyaa
meskipun udah kenalan mungkin sebagian dari kalian akan lupa siapa nama aku, karena aku bukan tipikal orang yang ekspresif, really aku introvert, yes 69% aku introvert maybe hehe. But, bukan gamau bersosialisasi ya teman teman (don't judge me please).
And, first impression aku di kelompok Tanzania, aku cuma pengen bilang KALIAN SERU BANGET, apalagi eza dia orangnya konyol banget and saking serunya tingkah kalian energi aku kesedot padahal kerjaan aku cuma ketawa dan nonton tingkah kalian, bagi aku itu udah seru kok, jadi tenang aja kalo aku diem bukan aku gasuka ya, tapi aku cuma lebih nyaman nonton tingkah kalian aja.
Thank you tanzania...
Tapi, kalo boleh jujur sejujurnya aku pengen cerita, eh tapi gapapa nih? kakak kating semuanya yang terhormat mohon jangan judge aku ya plis...
Oke, jadi gini...
Awal pertama aku memikirkan masa depan, arah pandangan yang kulihat benar benar kosong,aku tidak punya tujuan spesifik untuk hidup kedepannya, aku juga tidak punya gairah untuk mengejar sesuatu, segalanya yang aku lakukan hanya fomo semata alias "Fear Of Missing Out" aku hanya hidup mengikuti arus orang lain, aku tidak punya keinginan untuk kuliah, aku belum kenal siapa diri aku sebenarnya, aku juga tidak tahu apakah aku punya bakat atau tidak, aku cuma suka menulis, membaca, menulis lagi dan membaca lagi, siklus itu terus berulang hingga aku mencapai puncaknya (di titik jenuh) dan tak heran, setelah itu orang kerap mengira kalau aku membosankan makanya aku lebih suka mengikuti orang lain kemanapun pergi, seperti daftar SNBP, aku melakukan itu bukan dari keinginan terdalam sebenernya.
Aku hanya gadis yang suka sastra Indonesia, aku suka menulis, rutinitas aku menulis cerita, aku pernah berharap hidup aku cuma menjadi penulis karena aku gamau kalo disuruh menghitung. Tapi, bukan berarti aku punya bakat disana realitanya aku benar - benar manusia yang biasa biasa aja, mungkin bisa terlihat bukan? penulisan artikel aja masih amatir gini, because dibilang punya bakat ngga dibilang bodoh entahlah bisa iya bisa tidak. Karena takdir memang ga dukung aku buat sastra mungkin aku disuruh jadi bos makanya sekarang ngambil jurusan Manajemen di Nusa Putra hehe, bos bagi diri aku sendiri maksudnya temen temen.
Tapi, ga pernah terpikirkan sebelumnya kalau ini benar benar terjadi, masuk Nusa Putra itu harapan orang tua aku sebenarnya yang tidak mengijinkan anaknya di PTN karena jarak yang cukup jauh, itulah alasan mengapa aku memilih Nusa Putra selain karena ijin orang tua yang sangat mendukung aku berada di universitas ini, dan juga aku memang tidak yakin kalau di PTN akan diterima. aku belum melibatkan allah saat itu, entah kenapa setelah aku di posisi akhir dan hilang arah karena tidak lolos PTN saat itu aku memang lebih memilih menyerahkan semuanya kepada tuhan,aku berserah diri atas apa yang tuhan takdirkan untuk aku, karena yakin pasti semuanya terbaik.
Hingga tepat saat ini aku berada disini dan menulis ini,berperan sebagai mahasiswa baru di Universitas Nusa Putra tentunya itu semua pasti atas ijin allah SWT.
Lagipula, aku akhirnya menilai bahwa memang ini lah tujuan tuhan mengirim aku, tuhan tahu aku bisa melangkah lebih jauh lagi,karena ada beberapa kalimat yang mengatakan bahwa "Kamu lebih dari apa yang kamu pikirkan" itu artinya aku bisa lebih dari yang aku pikirkan sebelumnya kalau aku hanya akan menjadi penulis karena memang aku suka menulis,jujur saja aku benci menghitung angka, kamu pasti bertanya "lalu jika kamu benci menghitung kenapa memilih Manajemen?" jawabannya karena aku ingin meyakinkan diri aku sendiri bahwa intervensi aku di bidang manajemen akan lebih menguntungkan diri aku sendiri bahkan keluargaku sendiri dibanding dengan pilihan sebelum nya yaitu sastra.
Sebelum ini, aku memang tidak suka berhitung, aku juga tidak berminat di Nusa Putra karena terlalu dekat dari rumah dan lagi disini hanya ada jurusan yang bukan minat aku,tapi setelah beberapa bulan yang panjang, melakukan banyak kegiatan yang belum pernah aku lakukan sebelumnya, aku tersadar ketika sempat memasuki dunia kerja sekitar 1 bulan lamanya, bekerja dengan hanya mengandalkan ijazah SMA, berharap apa? diberi upah saja sudah bersyukur, campur aduk rasanya kaki di atas tangan dibawah, begitulah kira - kira. Karena tidak tahan dengan keadaan yang seperti itu saya menjadi lebih sering melakukan evaluasi terutama evaluasi diri saya sendiri yang lebih memikirkan ego dibanding prioritas, aku mulai mencoba membuka pemikiran lebih jauh lagi, lalu aku juga menjadi lebih penurut kepada kedua orang tua, yang telah setia menjadi donatur abadi aku.
Terbesitlah keinginan besar untuk membahagiakan mereka, membuat mereka bangga, aku ingin menjadi sosok ibuku yang keren dengan gelar S.M. nya, aku ingin meneruskan jejak beliau, aku juga mulai berkeinginan membuat wadah untuk masyarakat dapat bekerja, memberikan peluang kepada mereka, menginspirasi banyak orang dengan sebuah impian kecil,lalu dengan keputusan yang matang dan motivasi yang begitu besar dari kedua orang tua aku tentunya, akhirnya aku memilih Universitas Nusa Putra sebagai tempat harapan dimana aku mungkin bisa merealisasikan mimpi dan cita - cita baru aku.
selesai.
Begitulah teman teman semuanya, banyak lika liku yang harus aku alami sebelum akhirnya bisa di titik ini, aku bersyukur kepada diri aku sendiri, aku juga bersyukur kepada donatur aku (my parents) yang selalu sabar dengan keputusanku, dan aku juga bersyukur masuk Universitas Nusa Putra, kampus ini memberikan tantangan tersendiri untuk aku agar bisa mengasah keterampilan beradaptasi dan berkomunikasi dengan berbagai kalangan,bermacam macam manusia, bangsa, suku, dan agama.
Culture shock intinya, tapi ternyata setelah melewati 3 hari MABIM, baik dari hari pertama dengan rasa gugup yang mendominasi dan di hari kedua dan ketiga yang mulai terbiasa, cukup melelahkan sebenarnya tapi aku sangat beruntung mendapatkan kesempatan mengenal banyak teman baru, tak hanya dari sekitar tapi dari luar jawa barat, bahkan dari luar Indonesia. Hanya di Nusa Putra dimana aku bisa memiliki privilege berada di lingkungan multikultural yang belum tentu aku dapatkan dimana pun, bonusnya aku merasakan nostalgia lagi karena bertemu teman lama dari SD bahkan SMA.
Pesan untuk MABIM selanjutnya saya hanya berharap jika kampus ini bisa uprage mengenai fasilitas yang ada dengan mengutamakan kenyamanan, karena...
Kesan yang saya rasakan jujur sangat sulit untuk duduk menekuk terlalu lama itu membuat kurang nyaman mengikuti MABIM ini tapi terlepas daripada itu karena alasan inilah , ketidaknyamanan inilah yang aku rasakan implikasi nya, rasa kekeluargaan kami menjadi lebih terasa.
Terimakasih Universitas Nusa Putra, karena sudah mengijinkan saya berada disini.
MABIM 2024
Nusa Putra University
~Indri Nurlia 20240080490
Komentar
Posting Komentar